Kebutuhan Asuransi di Setiap Tahap Kehidupan


Kebutuhan asuransi Anda berubah-ubah di setiap tahapan hidup. Ketika Anda muda, Anda biasanya kurang perlu untuk memiliki asuransi jiwa, tetapi ketika Anda berkeluarga, kebutuhan Anda meningkat sesuai peningkatan tanggung jawab terhadap keluarga. Kemudian, ketika tanggung jawab Anda mulai berkurang dengan semakin mandirinya anak-anak Anda dan terakumulasinya kekayaan Anda, kebutuhan asuransi Anda kembali menurun. Mari kita lihat bagaimana kebutuhan asuransi jiwa Anda mengalami perubahan sepanjang hidup Anda.

Masa lajang


Sebagai dewasa muda, Anda tidak lagi tergantung pada orang lain untuk kebutuhan keuangan Anda. Pada kebanyakan kasus, kematian Anda tidak akan menciptakan kesulitan keuangan bagi orang lain. Bagi bujangan muda, asuransi jiwa bukanlah prioritas. Beberapa penasihat keuangan menganjurkan Anda untuk membeli asuransi jiwa pada saat ini. Alasannya adalah mumpung Anda masih muda dan sehat sehingga mudah untuk mendapatkannya dengan premi yang rendah. Pendapat ini ada benarnya, terutama bila Anda memiliki latar belakang keluarga yang berisiko tinggi memiliki kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dll di masa tua.
Kebanyakan asuransi jiwa yang dibeli oleh bujangan muda adalah asuransi yang terkait dengan kewajiban, misalnya asuransi jiwa untuk kredit pemilikan rumah atau kendaraan dan pinjaman lainnya. Asuransi tersebut biasanya otomatis  dibelikan oleh bank atau lembaga keuangan atas nama Anda di awal pinjaman. Kebutuhan asuransi jiwa Anda meningkat  jika Anda mendukung penghidupan orangtua, saudara atau anak pungut. Dalam situasi ini, asuransi jiwa dibutuhkan untuk menyediakan dukungan finansial kepada mereka jika Anda meninggal dunia.
Sebagai studi kasus kecil, ada seorang pemuda di Bandar Lampung. Sebut saja namanya Ali. Pada tahun 2000, di usia 25 tahun Ali membeli polis asuransi jiwa dengan uang pertanggungan Rp200 juta. Ali dari sejak mendapatkan pekerjaan secara teratur mengirimkan uang ke ibunya yang janda di kampung untuk membiayai sekolah adik perempuannya yang masih SMA. Jumlahnya berkisar antara Rp300.000,- sampai Rp 1 juta. Karena suatu kecelakaan lalu lintas yang tidak disangka-sangka, Ali meninggal dunia. Dengan uang pertanggungan Ali sebesar Rp200 juta, ibunya dapat tetap melanjutkan sekolah adiknya sampai selesai berkuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung.

Berumah tangga

Pasangan menikah tanpa anak biasanya hanya sedikit memiliki kebutuhan asuransi jiwa. Jika Anda dan pasangan sama-sama memiliki penghasilan tetapi belum memiliki rumah, kematian salah satu dari Anda tidak akan menjadi bencana finansial bagi yang lain. Setelah Anda membeli rumah, situasinya mulai berubah. Beban-beban pengeluaran mungkin terasa berat bagi pasangan yang masih hidup jika hanya ditanggung sendiri. Utang kartu kredit, utang cicilan rumah, cicilan perabotan, dan utang lain dapat menjadi beban yang berat. Untuk memastikan pasangan yang masih hidup dapat mempertahankan taraf kesejahteraannya, Anda mungkin harus membeli sejumlah kecil asuransi jiwa. Hal itu akan memberikan ketenangan pikiran karena Anda dan pasangan Anda terlindungi secara finansial dari hal yang tidak diinginkan.

Membesarkan anak-anak

Bila Anda memiliki anak-anak yang masih kecil, kebutuhan asuransi jiwa Anda mencapai puncaknya. Dalam kebanyakan kasus, di mana  Anda dan pasangan Anda bekerja, asuransi jiwa diperlukan untuk masing-masing Anda. Jika salah satu dari Anda meninggal, pasangan Anda yang masih hidup akan kesulitan menutupi pengeluaran rumah tangga dan perawatan anak dengan sumber penghasilan tunggal. Asuransi jiwa terutama penting sekali bagi keluarga yang penghasilannya tergantung sepenuhnya pada satu orang. Jika pencari nafkah meninggal tanpa asuransi jiwa,  malapetaka keuangan terjadi. Pada situasi apa pun, asuransi jiwa harus dimiliki secara cukup untuk menutupi pendapatan yang hilang akibat kematian pencari nafkah keluarga.

Meniti karir

Bagi banyak orang, kemajuan karir berarti berpindah pekerjaan ke perusahaan baru. Pada titik tertentu, Anda bahkan mungkin memutuskan untuk menjadi bos bagi diri Anda sendiri dan memulai bisnis sendiri. Anda perlu meninjau ulang asuransi jiwa Anda setiap kali berganti pekerjaan. Perlu diingat bahwa ketika Anda meninggalkan pekerjaan, perlindungan asuransi jiwa yang diberikan oleh perusahaan Anda yang lama biasanya berakhir. Anda harus mendapatkannya kembali di perusahaan yang baru atau membeli perlindungan asuransi jiwa sendiri. Pada beberapa perusahaan asuransi, Anda bisa mengubah pertanggungan asuransi jiwa Anda yang lama, yang merupakan bagian dari asuransi kumpulan, menjadi asuransi jiwa individu dengan uang pertanggungan yang sama, tanpa proses underwriting lagi. Cobalah mengeksplorasi kemungkinan ini, terutama jika Anda memiliki kondisi medis yang dapat menyulitkan Anda untuk membeli perlindungan asuransi jiwa di tempat lain.
Selain itu, pastikan bahwa jumlah pertanggungan Anda selalu up-to-date. Polis asuransi yang Anda beli beberapa saat setelah Anda menikah mungkin tidak memadai lagi, terutama jika Anda memiliki anak, memiliki pinjaman, dan merencanakan biaya perguruan tinggi. Bila Anda memiliki usaha, utang-utang bisnis Anda perlu dipertimbangkan untuk disertakan dalam perhitungan asuransi. Jika tidak, keluarga Andalah yang akan terbebani tanggung jawab untuk melunasinya selepas kepergian Anda.

Perceraian

Jika Anda dan pasangan bercerai, Anda harus meninjau kembali asuransi jiwa Anda. Perceraian dapat menimbulkan masalah baik dari sisi ahli waris (penerima manfaat) maupun dari segi uang pertanggungan. Jika Anda dan pasangan Anda tidak memiliki anak, masalahnya mungkin hanya sesederhana mengubah nama penerima manfaat dan menyesuaikan uang pertanggungan dengan kebutuhan Anda sebagai lajang. Namun, jika Anda memiliki anak, Anda perlu memastikan bahwa merekalah, dan bukan mantan pasangan Anda, yang akan mendapatkan santunan bila Anda meninggal dunia. Hal ini mungkin berarti Anda perlu mengubah nama penerima manfaat dari pasangan Anda menjadi anak-anak Anda. Anda mungkin juga perlu membeli polis baru, bila polis yang lama dimiliki oleh pasangan Anda (pemegang polisnya adalah pasangan Anda, namun tertanggungnya adalah Anda). Keputusan akan menjadi rumit jika hak perwalian anak belum dipastikan oleh pengadilan.

Masa tua

Di masa tua, kebutuhan asuransi Anda kembali berubah. Pada saat itu, tanggungan Anda mungkin sudah berkurang. Anak-anak sudah mandiri secara finansial. Rumah dan mobil Anda sudah terbayar lunas dan Anda mungkin memiliki aset keuangan yang cukup besar. Kebutuhan Anda akan perlindungan asuransi tidak sebesar sebelumnya. Namun, Anda masih memerlukan asuransi untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya, manfaat polis asuransi jiwa bisa Anda gunakan untuk membayar biaya akhir Anda (tagihan rumah sakit, biaya pemakaman, dll) atau untuk mengganti pendapatan pasangan Anda yang hilang karena kematian Anda (misalnya, karena penurunan jaminan pensiun). Asuransi jiwa juga dapat digunakan untuk keperluan warisan atau disumbangkan sebagai wakaf ke organisasi amal.
Contoh penggunaan asuransi untuk warisan dapat dilihat pada kasus pak Ahmad (bukan nama sebenarnya). Pak Ahmad di usia 60 tahun masih memiliki asuransi jiwa dengan pertanggungan Rp300 juta. Dia memiliki 4 anak yang sudah menikah semua, kecuali satu orang yang masih bersekolah SMA. Pada anak-anak yang sudah dewasa, pak Ahmad membekali mereka dengan rumah ketika berumah tangga. Kini pak Ahmad tak lagi memiliki tanah atau rumah untuk diberikan ke anak bungsunya. Namun, dengan menunjuk anak bungsunya sebagai penerima santunan kematian, dia berharap pembagian harta ke anak-anaknya menjadi lebih adil.

No comments

Powered by Blogger.