Membeli Asuransi Jiwa Secara Rasional


Orang seringkali menyebutkan risiko sebagai penyebab Anda membutuhkan asuransi. Pendapat itu hanya separuh benar. Setiap orang memiliki risiko meninggal dunia, tapi tidak semua orang membutuhkan asuransi jiwa. Tanggung jawablah yang menyebabkan Anda membutuhkan asuransi. Bila Anda memiliki tanggung jawabkeuangan yang akan menjadi beban orang lain setelah Anda meninggal, Anda “mungkin” perlu asuransi. Jika Anda punya hutang KPR, kartu kredit, atau pinjaman lain yang tetap harusdicicil bila Anda meninggal, maka Anda mungkin butuh asuransi. Jika Anda punya anak dan istri yang akan menjadi beban orang lain jika Anda meninggal, Anda mungkin butuh asuransi. Dikatakan “mungkin”, karena bila harta warisan Anda besar dan dapat menutup tanggung jawab itu, Anda tidak membutuhkan asuransi.

Membeli asuransi harus rasional, jangan semata-mata karena perasaan.Agen asuransi Anda mungkin akan mengaduk-aduk rasa “sayang keluarga” agar Anda tergerak mengeluarkan kocek untuk membeliasuransi. Beberapa dari mereka sangat pintar melakukannya sehingga banyak orang membeli asuransi yang tidak dibutuhkan atau melebihi keperluan. Anda harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, rasa sayang dan tanggung jawab.
Seorang anak kecil yang belum memiliki tanggung jawab keuangan tidak memerlukan asuransi. Seberapa besarnya pun rasa sayang Anda padanya, dia belum perlu mengasuransikan dirinya. Ada produk asuransi yang disebut “juvenile insurance”, yang biasanya memberikan manfaat pembayaran menurut tonggak usia anak saat masuk sekolah (secara populer dikemas sebagai asuransi pendidikan). Dalam produk semacam ini, tertanggung adalah si anak. Bila anak meninggal dunia pada masa asuransi–naudzubillah min dzalik– maka orang tuanya akan mendapatkan santunan kematian. Menurut saya, ini adalah bentuk asuransi yang “kebablasan”. Pertama, risiko meninggal anak sangat kecil menurut statistik sehingga biaya asuransinya sangat murah dibandingkan yang dibebankan. Kedua, yang lebih penting, sang anak tidak memiliki tanggung jawab keuangan. Orang tuanyalah yang memilikinya. Bukankah justru bila dia meninggal dunia, tanggung jawab itu justru hilang? Buat apa santunan kematian yang diberikan?
Perusahaan asuransi tentu akan berkilah bahwa produk yang sama juga memberikan perlindungan terhadap pembayar premi (payor benefit). Artinya, bila orang tua sang anak meninggal dunia sebelum melunasi premi, maka asuransi menjadi bebas premi (waiver of premium). Sang anak akan mendapatkan semua manfaat yang dijanjikan tanpa harus membayar apa- apa lagi. Fitur inilah yang sebenarnya Anda butuhkan. Namun, anehnya, produk itu dikemas sebagai perlindungan tambahan (rider) sehingga Anda tidak dapat mengambil perlindunganpayor benefit tanpa menempatkan sang anak sebagai tertanggung utama.
Contoh kasus lain: risiko kematian Anda meningkat seiring usia. Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda meninggal dunia. Namun, bukan berarti kebutuhan asuransi Anda juga meningkat seiring usia. Pada tahap tertentu, ketika semua anak sudah meninggalkan rumah dan hidup mandiri secara layak, rumah Anda sudah terbayar lunas, dan investasi Anda dalam harta bergerak dan tidak bergerak lumayan besar, perlindungan asuransi jiwa yang dulu sangat Anda butuhkan kini tidak lagi begitu penting. Anda bisa mengurangi pertanggungan Anda dengan menebus beberapa polis yang Anda miliki. Uang yang Anda peroleh bisa Anda manfaatkan untuk membahagiakan diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai selagi Anda masih hidup. Ingat, hidup ini singkat. Manfaatkan harta Anda sebaik yang Anda bisa. Terlalu berhati-hati membelanjakan harta sama buruknya dengan terlalu boros. Terlalu banyak memiliki perlindungan asuransi sama buruknya dengan kurang memiliki perlindungan. Sebaik-baik urusan adalah di tengah-tengah.

No comments

Powered by Blogger.