Beda Unit Link dengan Reksa Dana


Tentukan tujuan, tentukan jangka waktu investasi Anda, dan kenali profil risiko Anda. Pahami produk yang Anda beli. Jangan mau bertanya dan jangan membeli karena merasa “tidak enak”. Rina Dewi Lina
Seorang akan berpikir, mau ditaruh di mana dana mereka ketika memiliki dana lebih. Banyaknya penawaran investasi, mulai dari investasi yang “benar” hingga yang bodong, sering kali menjadi perdebatan ketia seseorang mulai berpikir akan berinvestasi. Di unit link atau di reksa dana? Mari kita mengenal lebih jauh tentan gberinvestasi di unit link dan reksa dana.
Kedua instrumen investasi tersebut mempunyai kesamaan dan perbedaan. KESAMANNYA adalah peraturan dan pengawasan oleh Bapepam-LK; dikelola oleh manajer investasi; memiliki bank kustodian (penitipan); harga dalam bentuk unit: ada empat fund; memberikan laporan transaksi; adanya biaya pengelolaan, biaya pembelian dan penjualan (pada umumnya), biaya administrasi, biaya bank kustodian; dan mengeluarkan laporan kinerja (fundsheet). Umumnya minimal pembelian dalam ratusan rupiah.
PERBEDAANNYA. Dari segi biaya, pada unit link cukup besar biaya untuk pembelian (akusisi), belum lagi alokasi premi pada premi regular. Sebagai ilustrasi, premi tahun pertama sebesar Rp1 juta, maka alokasi investasi tahun pertama sebesar Rp0 sampai dengan Rp250.000 dan pada tahun kelima alokasi bisa mencapai Rp800.000 sampai dengan Rp900.000.
Premi regular akan mirip dengan alokasi pada reksa dana pada tahun keenam. Ini berlaku abgi semua fnud. Sedangkan, pada reksa dana tahun pertama dari uang Rp1 juta akan teralokasi antara Rp980.000 dan Rp1 juta.
Sekarang kita lihat kelebihan dan kelemahan tiap produk. Kelebihan unit link, cocok bagi orang yang memiliki dana terbatas dan memerlukan asuransi ditambah dengan memulai investasi. Unit link juga cocok bagi orang yang tidak mau repot memilki asuransi dan investasi.
Seluruh investor ritel, tidak ada investasi dari institusi yang melibhatkan uang besar. Kelebihan reksa dana, hasil investasi lebih maksimal, proses lebih cepat untuk pengembalian dana tiga-lima hari kerja dan pembelian harga unit pada saat yang diinginkan sehingga cocok bagi investor yang memiliki strategi momentum.
Kelemahan unit link, hasil investasi tidak maksimal. Pengembalian dana dan pembelian harga unit 14 hari kerja. Biaya pembelian berlaku bagi fund di pasar uang dan merupakan investasi jangka panjang. Kelemahan reksa dana, bila investor institusi yang memiliki dana besar menarik dananya, maka berisiko menurunkan harga unit secara cepat dan berpotensi merugikan investor ritel dan terjadinya risiko likuiditas.
Tips berinvestasi: tentukan tujuan, tentukan jangka waktu investasi Anda, dan kenali profil risiko Anda. Pada unit link, tempat berinvestasi Anda adalah pada premi top up. Maksimalkan premi regular untuk maksimalkan uang pertanggungan, dan ketika Anda memutuskan pindah investasi pada reksa dana, maka premi top up yang dipindahkan. Pahami produk yang Anda beli. Jangan mau bertanya dan jangan membeli karena merasa “tidak enak”. (*)
Penulis adalah financial planner

Perbedaan Unit Link dan Reksa Dana
Unit Link
- Perusahaan Asuransi
- Dijual pleh perusahaan asuransi melalui agen asuransi
- Mengandung unsure uang pertanggungan dan biaya asuransi
- Biaya pembelian 5% (akuisisi)
- Tercantum biaya administrasi
- Tidak ada biaya penjualan
- Alokasi premi regular, tahun 1-5, untuk investasi 0%-100%
- Menggunakan 1 atau 2 harga (jual dan beli)
- Padaumumnya penjual tidak memberikan prospectus ataupun pengisian profil risiko
- Investor merupakan investor ritel
- Investor sebagian besar tidak paham dengan produk yang dibeli

Reksa Dana
- Perusahaan sekuritas atau asset management
- Dijual oleh agen penjual reksa dana bisa berupa bank atau langsung perusahaan sekuritas
- Tidak mengandung uang pertanggungan dan tidak ada biaya asuransi
- Biaya pembelian 0%-2%
- Tidak tercantum biaya administrasi
- Biaya penjualan 0%-2% dalam tahun 1
- Alokasi dana setoran tahun 1, 98%-100%
- Menggunakan 1 harga
- Pada umumnya penjualan menampilkan prospectus dan pengisian profil risiko
- Investor reksa dana, institusi dan ritel
- Investor sebagian besar paham dengan produk yang dibeli
(*)

No comments

Powered by Blogger.