Premi Tradisional Asuransi Jiwa Kalahkan Unit Link


Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Premi produk tradisional asuransi jiwa mulai mengungguli produk unit link. Dari total premi produksi baru yang mencapai Rp 34,9 triliun, premi tradisional menyumbang premi baru sebesar Rp 18,7 triliun.
"Pertumbuhannya signifikan, mencapai 48,6 persen dibandingkan kuartal II 2011 yang hanya Rp 12,6 triliun," kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim, di Jakarta (28/09/2012)
Sedangkan produk unit link menurun karena kondisi investasi awal tahun ini kurang baik. "Premi unit link menurun yang tadinya Rp 17,3 trilliun di kuartal 2 2011 menjadi Rp 16,2 trilliun di kuartal 2 2012," katanya. 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AAJI, Benny Waworuntu, memaparkan, penurunan unit link investasi industri asuransi jiwa pada instrumen saham yang terus menurun. "Penurunannya mencapai minus 32 persen," ujar Benny. 
Menurutnya, penurunan investasi saham terjadi karena penurunan pergerakan IHSG pada awal tahun yang menurun seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa dunia.
"Saham menurun karena pergerakan IHSG cenderung menurun pada awal tahun, jadi karena sifatnya jangka panjang maka banyak manajer investasi yang alihkan investasinya ke instrumen lainnya," ujarnya.
Namun, Di tengah kondisi krisis Eropa dan Amerika Serikat, perusahaan asuransi jiwa nasional tak menyurutkan investasinya.
Tampak bahwa total nilai investasi perusahaan asuransi jiwa nasional kuartal kedua tahun ini meningkat 22,9 persen. Nilai investasi meningkat dari Rp 169,4 triliun menjadi Rp 208,2 triliun.
Sedangkan, Investasi tertinggi terdapat pada surat berharga pemerintah yang tumbuh mencapai 2.171,3 persen. Berikutnya obligasi dan medium term notes (MTN) mencapai 293,3 persen, surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Bank Indonesia 73,4 persen, dan reksa dana tumbuh 15,3 persen.
Namun, hasil investasi kuartal kedua tahun ini hanya tumbuh tipis 2,4 persen, sekitar Rp 6,9 triliun dibandingkan Rp 6,7 triliun periode yang sama pada tahun lalu.
"Kendati demikian, kepercayaan nasabah untuk menempatkan dana di bawah manajemen investasi milik perusahaan asuransi jiwa juga signifikan," kata Benny.
Menurut AAJI, dana kelolaan manajemen investasi asuransi jiwa pada kuartal II 2012 tumbuh 30,6 persen, dari posisi kuartal II 2011 sebesar Rp 76,6 triliun menjadi Rp 100 triliun. (*)

No comments

Powered by Blogger.