Jadikan Produk Asuransi Sebagai “Gaya Hidup”


Counter Asuransi; Paradigma baru. (Foto: Budi Urtadi)

Untuk memperbesar pangsa pasar industri asuransi di Indonesia diperlukan cara agar produk asuransi bisa lebih tepat guna kepada masyarakat menengah bawah. Setidaknya perlu dibangun paradigma baru. Angga Bratadharma
Jakarta–Untuk memperbesar pangsa pasar industri asuransi diperlukan sejumlah langkah populis dan tepat sasaran. Diantara yang bisa dilakukan adalah perlunya membangun paradigma berpikir kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah dengan merubah pola pikir akan produk asuransi sebagai gaya hidup yang diperlukan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Andi Timo Pangerang mengatakan, untuk memperbesar pangsa pasar industri asuransi di Indonesia diperlukan langkah-langkah agar produk-produk asuransi bisa lebih tepat guna kepada masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dirasa penting mengingat dominasi nasabah dari industri asuransi berada di masyarakat kelas menengah dan menengah atas.
“Saya rasa ini perlu agar bagaimana asuransi itu tidak hanya mengarah kepada menengah ke atas saja, namun juga bisa bawah. Hal ini dirasa perlu ada pemikiran bersama agar memang kalangan menengah ke bawah bisa menikmati dan mengakses asuransi”, ujar Timo, kepada Infobanknews.com, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 30 Mei 2013.
Menurut Timo, produk-produk asuransi sekarang belum bisa menjadi gaya hidup yang dirasa perlu oleh masyarakat kalangan menengah bawah. Hal ini seakan menggambarkan produk asuransi hanya mampu dimiliki oleh masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan berlebih. Karenanya, produk asuransi perlu dikemas semenarik mungkin dan disesuaikan dengan kapasitas serta keinginan masyarakat kalangan menengah bawah.
“Kalau masyarakat kelas menengah atas mungkin asuransi sudah menjadi salah satu gaya hidup mereka. Namun, untuk masyarakat kalangan menengah bawah belum. Apalagi, pangsa pasar asuransi di Indonesia masih sangat kecill. Kalau tidak salah dibawah 5%”, tutur Timo.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani mengatakan, untuk memperbesar pangsa pasar industri asuransi di Indonesia, maka salah satu langkah dari OJK adalah mendorong penjualan asuransi mikro kepada masyarakat kalangan menengah bawah.
“OJK juga akan menysusun blue print asuransi mikro dan diharapkan akhir tahun ini selesai. Belajar dari negara yang telah sukses menjalankan program asuransi mikro masalah terpenting dalam asuransi mikro adalah pendistribusian produk”, ujar Firdaus.
Selain membangun kesadaran akan gaya hidup berasuransi dikalangan masyarakat menengah ke bawah, langkah pelaku industri asuransi dalam menjual asuransi mikro juga memegang peranan penting dan diharapkan menjadi diantara usaha dan upaya bersama dalam memperbesar pangsa pasar industri asuransi di Indonesia.
Bisnis asuransi mikro PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz), misalnya, sampai akhir 2012 mencatat total Pendapatan Premi Bruto (GWP) sebesar Rp63,12 miliar atau tumbuh 40% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2011 yaitu Rp 44,95 milliar.
Pertumbuhan GWP asuransi mikro disebabkan oleh pertumbuhan jumlah tertanggung yang telah mencapai 1.398.607 tertanggung, meningkat 121% dibandingkan pada 2011, yaitu 633.311 tertanggung. Meski berkembang, namun diakui produk asuransi mikro bagi Allianz tidak bertujuan komersil.
“Mikro buat kita adalah investment. Jadi, kalau dari bawah kita sudah bantu mereka, mereka akan kenal kita, nanti kalau naik kelas mereka sudah kenal,” ujar  Wakil Direktur Utama Allianz Life Indonesia Handojo Kusuma. (*)

No comments

Powered by Blogger.