Apa Itu Asuransi Jiwa?
Apa Sebenarnya Asuransi Jiwa Itu ?
Asuransi jiwa adalah sebuah usaha untuk berjaga-jaga seandainya suatu saat nanti seorang klien mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan nyawanya hilang atau sebut saja meninggal dunia. Lalu apa yang akan terjadi pada keluarga yang ditinggalkan adalah kesengsaraan dan kesulitan ekonomi. Mengapa hal ini sampai terjadi? Mungkin karena secara sederhana bahwa dengan perginya kepala keluarga maka pendapatan keluarga pun menurun dan bahkan mungkin tidak akan pernah ada lagi sejumlah uang yang masuk ke dalam perbendaharaan keuangan keluarga tersebut. Namun sebagai seorang ibu yang telah ditinggalkan oleh sang suami, terpaksa harus bekerja mencari uang guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Asuransi jiwa hadir untuk memastikan bahwa kesejahteraan keluarga tidak menurun, bahkan pendapatan keluarga pun bisa tetap stabil. Namun demikian asuransi jiwa hadir tidak hanya untuk memastikan hal itu saja, tetapi turut juga melindungi kliennya dari segala bentuk sakit penyakit yang mungkin akan dideritanya di masa yang akan datang, dengan catatan setelah sembilan puluh hari polis asuransinya berlaku.
Dengan melindungi klien yang menderita sakit parah, misalnya jantung, gagal ginjal, stroke dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Selain itu asuransi juga meng-cover kliennya yang mengalami kecelakaan, misalnya kecelakaan saat berpergian dengan kendaraan umum, kecelakaan pesawat terbang komersial, kebakaran di gedung umum, elevator yang bermasalah dan lain sebagainya. Aoabila klien yang mengalami kecelakaan yang telah disebutkan diatas, tetapi tidak sampai kehilangan nyawanya, hanya mengalami cacat permanen pada bagian tubuh tertentu sehingga membuat dirinya tidak bisa bekerja lagi, maka pihak asuransi akan memberikan santunan berupa sejumlah uang untuk biaya rumah sakit dan jika ada sisanya dapat digunakan sesuai keinginan dari sang klien itu sendiri. Mungkin sisanya itu dapat membuka usaha agar dapat terus menghasilkan uang bagi keluarganya. Bahkan untuk beberapa anggota tubuh yang vital misalnya tangan, kaki, bahkan ruas jari itu ada hitung-hitungan harganya yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi sebagai ganti rugi. Namun bila sang klien harus mendapat rawat inap di rumah sakit yang lebih dari dua malam, maka pihak asuransi juga akan mengeluarkan dana untuk biaya inap rumah sakit sebanyak seratus hari selama kurun waktu satu tahun, tentu dengan catatan setelah tida puluh hari polis asuransinya berlaku.
Selain itu premi yang disetorkan oleh klien dapat diambil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pihak asuransi. Dengan hata lain asuransi juga hampir sama fungsinya dengan tabungan, bahkan ada juga bunga yang diberikan oleh pihak asuransi sesuai dengan ketentuan bunga bank berlaku saat itu. Pada intinya asuransi hanya bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh sang kepala keluarga. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak akan mengalami kesengsaraan yang berkepanjangan. Hal ini terbukti juga dengan tidak adanya seorang istri adau anggota keluarga manapun yang menolak pemberian klaim asuransi jiwa.
“Manusia Juga Harus Berhikmat”
Sebelumnya yang harus kita pahami dulu adalah apa makna asuransi itu sebenarnya. Sebab, selama ini banyak orang yang selalu salah “menangkap” makna asuransi itu. Sehingga pola pikirnya cenderung menyalahkan asuransi dan berkata seolah-olah keselamatan itu bukan bergantung pada Tuhan. Ini kan keliru. Asuransi ini tidak ada hubungannya dengan keselamatan roh dan jiwa.
Agar tidak salah mengerti, sebaiknya konsep asuransi itu harus dipelajari dengan jelas, khususnya mengenai asuransi jiwa. Ini kan sebenarnya hanya sebuah perencanaan manusia sebagai safety hidup saja. Ya, sama saja seperti orang yang mau menyimpan uang di bank dan kenapa kita harus menabung? Padahal yang enak itu kan pihak bank. Bagi orang yang beriman tentu berpikir tidak akan menyimpan uangnya di bank, lebih baik menaruhnya di bawah bantal, lalu kebakaran dan hilang digondol maling, Itu kan semua pemikiran orang yang bodoh dan tidak berhikmat. Begitu pun dengan asuransi jiwa. Prinsipnya asuransi jiwa itu adalah sebuah upaya untuk meringankan beban seseorang yang mengalami musibah. Misalnya, apabila ada orang yang mengalami kecelakaan akan mendapatkan penggantian biaya (premi) oleh pihak asuransi. Di sini saya setuju dan tidak ada salahnya kalau punya uang lebih untuk ikut asuransi. Musibah kecelakaan itu bisa menerpa siapa saja dan kapan saja. Baik itu orang yang ikut asuransi maupun tidak. Termasuk juga kepada pendeta, uskup, kyai, pastor, biksu, dll. Bahkan bagi yang percaya Yesus sendiri pun mengalami sebuah penderitaan waktu di salib. Tetapi kalau kita ikut asuransi jiwa maka rasa takut dan kuatir itu bisa segera ditepis lantaran mendapatkan biaya penggantian dari pihak asuransi. Dan hal itu bukan berarti akan menjaminkan keselamatan, melainkan dengan adanya asuransi berguna untuk menjaminkan materi pada saat diperlukan.
Post a Comment