Tiga Penyebab Orangtua Tidak Menyiapkan Biaya Pendidikan Anaknya

JAKARTA, KOMPAS.com — Rusmiyati (35) tak bisa menyembunyikan kegundahannya. Seperti tahun lalu, tahun ini dan tahun depan pun ia seolah tak henti keluar banyak biaya untuk sekolah anak-anaknya. Ia menyesal tak menyiapkan biaya pendidikan tersebut sejak anak-anaknya lahir.

Tahun lalu, putri ketiga Rusmiyati masuk sekolah TK dan mengeluarkan biaya banyak. Tahun ini, giliran dia memasukkan putra keduanya di Sekolah Dasar. Sementara tahun depan, putra pertamanya juga akan masuk SMP, dan tepat berbarengan dengan putri ketiga masuk SD.

“Setiap tahun seperti tak ada habisnya keluar uang buat sekolah anak-anak, bingung karena tabungan ayahnya tak pernah cukup,” ujar Rusmi, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7).

Rusmi jujur mengakui, dia dan suaminya tidak pernah menyadari akan muncul masalah-masalah keuangan seperti ini di kemudian hari. Khususnya, setelah ketiga anaknya menginjak usia sekolah.

Kini, sebagai “manajer keuangan” di rumah, beban Rusmi sangat berat untuk mengatur dan mengelola uang. Mulai biaya hidup keseluruhan sampai biaya kecil yang muncul setiap hari, dari belanja bulanan sampai ongkos pendidikan.

“Memang, kami juga pernah membayangkan persoalan ini, tapi karena Ayahnya punya satu tabungan, jadi kami merasa santai-santai saja waktu di awal anak-anak baru lahir,” ujar Rusmi.

Orang Tua Tidak Serius?

Pendidikan dan biaya hidup adalah kata pertama yang kerap muncul di benak orang tua ketika anaknya lahir ke dunia. Suka tak suka, mau tidak mau, mereka akan membayangkan untuk menyiapkan kedua hal itu di kemudian hari. Dan bagi orang tua yang betul-betul menyadari pentingnya pendidikan, pasti akan memberikan perhatian besar pada persoalan yang satu ini.

Hanya, meskipun tahu arti pentingnya pendidikan, tak banyak orang tua betul-betul serius menyiapkan dana pendidikan anak-anaknya. Banyak orang tua selama ini hanya memikirkan kerja dan kerja setiap hari tanpa berusaha menyisihkan uang.

“Mungkin karena mereka berpikir pekerjaan mereka akan selalu awet sampai nanti anak-anaknya sekolah dan menyelesaikan pendidikannya, mereka tidak sadar bahwa segala risiko bisa saja terjadi,” ujar perencana keuangan Safir Senduk pada seminar Strategi Cerdas Menyiapkan Dana Pendidikan, Sabtu (25/7) di Jakarta.

Menurutnya, memang, ada tiga kondisi yang selama ini kerap membuat para orang tua tidak mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anaknya.

Tiga kondisi itu antara lain:

  1. Orang tua merasa, bahwa kondisi keuangannya saat ini masih baik dan akan terus bertahan sampai nanti ketika anak-anaknya masuk sekolah
  2. Orang tua merasa, bahwa biaya sekolah tidak akan naik
  3. Orang tua merasa, bahwa selama kondisi fisik dan jiwanya masih sehat mereka akan selalu merasa mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, termasuk pendidikan

Siap atau Tidak, Harus Siap!

Untuk itulah, kata Safir Senduk, tanpa perencanaan matang dan sedini mungkin, tak salah jika orang tua seperti dibuat kalang kabut saat anak-anaknya telah memasuki usia sekolah.

Ada tiga alasan utama yang menurut Safir orang tua harus menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin, yaitu sekarang dan bukan nanti, yaitu:

  • Camkan di dalam benak, bahwa biaya pendidikan saat ini mahal dan akan naik terus
  • Kondisi ekonomi tidak selalu bagus
  • Fisik mereka sebagai orang tua tidak selalu sehat

“Hitung dari sekarang keuangan Anda, dan jangan pernah menunda-nunda untuk menyisihkan pendidikan dari hitungan-hitungan itu, karena Anda tidak akan pernah sadar akan apa yang akan terjadi kelak di kemudian hari,” tukas Safir.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Tips Menghitung Premi Asuransi Pendidikan

Seringkali orang tua tidak memperhitungkan berapa jumlah dana yang bakal diterima dari asuransi untuk menanggung biaya pendidikan anaknya kelak.

Upayakan jumlah dana dari asuransi mencukupi biaya pendidikan anak Anda, terlebih apabila terjadi klaim. Kalau pun jumlahnya kurang, usahakan tambahannya nanti tidak besar. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat asuransi yang hendak Anda ikuti.

Berikut cara penghitungan dana pendidikan untuk anak:

  1. Ketahui dulu berapa biaya pendidikan saat ini. Bila saat ini anak Anda masih balita, Anda perlu tahu berapa biaya pendidikan saat ini untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.
  2. Hitung, berapa lama lagi anak Anda akan mencapai jenjang-jenjang pendidikan tersebut. Misal, anak Anda baru lahir. Jadi, Anda punya waktu sekitar 4 tahun menyiapkan biaya untuk TK; 6 tahun untuk SD; 12 tahun untuk SMP; 15 tahun untuk SMU; dan 18 tahun untuk PT.
  3. Perkirakan berapa biaya pendidikan anak Anda kelak. Dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan 10 persen/tahun, maka uang pangkal TK yang pada saat ini, misal, Rp. 5 juta, setelah 4 tahun akan menjadi Rp. 7.320.500. Rumusnya adalah Rp. 5 juta x 1,1 x 1,1 x 1,1 x 1,1). Ulangi untuk jenjang-jenjang pendidikan yang lain.
  4. Untuk memproteksi biaya pendidikan anak Anda dari resiko kematian orang tua atau ketidakmampuan orang tua mencari nafkah akibat cacat tetap, ambil asuransi jiwa atau asuransi dana pendidikan. Besar uang pertanggungan (UP) dan beasiswa per tahapnya harus bisa mengcover biaya pendidikan anak yang telah Anda rencanakan di atas.
  • Pastikan keluarga Anda mendapat manfaat asuransi berupa:
  1. Santunan untuk Istri/Suami
  2. Seluruh dana tabungan dan bagi hasilnya
  3. Uang masuk sekolah TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi
  4. Uang sekolah per tahun selama TK, SD (6 tahun) , SMP (3 tahun), SMA (3 tahun), serta Perguruan Tinggi (4 tahun)

5. Mintalah ilustrasi kepada agen asuransi Anda, sehingga Anda mengetahui berapa besar premi asuransi yang seharusnya Anda bayar agar anak Anda bisa meneruskan pendidikan di sekolah dengan kualitas yang Anda inginkan dan memperoleh semua manfaat di atas.

No comments

Powered by Blogger.