Asuransi Jiwa: Proteksi Jiwa atau Proteksi Pendapatan?

KEMATIAN bisa jadi selalu menjadi kata pertama dikaitkan dengan asuransi jiwa. Karena itulah tidak sedikit orang yang menjauhi asuransi ini. Namun sebenarnya asuransi ini tidak mendoakan kita agar meninggal, karena setiap orang yang lahir pasti akan mati.

Kita dihadapkan pada ketidakpastian waktu meninggal. Asuransi jiwa tidak memproteksi jiwa seseorang, tetapi memproteksi pendapatan keluarga yang ditinggalkan apabila orang tersebut meninggal. Dengan membeli asuransi jiwa kita telah mentransfer risiko keuangan apabila terjadi kematian.

Asuransi jiwa itu baik. Kita tidak hanya menyayangi keluarga ketika masih hidup saja. Dengan asuransi jiwa, setelah meninggal, kasih sayang dapat juga ditunjukkan dengan menjamin kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan. Semua menginginkan keluarga yang yang ditinggalkan tidak menjadi awak kapal yang ditinggalkan nahkodanya.

Hidup adalah pilihan. Begitu pula dengan asuransi jiwa. Kita dihadapkan pada pilihan. Terdapat empat kategori asuransi jiwa. Pertama yaitu asuransi jiwa berjangka (termlife insurance), asuransi jiwa seumur hidup (wholelife insurance), asuransi dwiguna (endowment insurance), dan asuransi jiwa unitlinked (unitlinked insurance).

Untuk memilih yang terbaik tentu saja kita perlu mengenal dulu lebih jauh produk-produk asuransi jiwa tersebut. Termlife insurance merupakan asuransi yang uang pertanggungan (UP) akan dibayarkan apabila meninggal dalam jangka waktu tertentu dalam perjanjian. Jenis asuransi ini dapat dikatakan asuransi murni karena tidak memiliki unsur tabungan. Untuk itu, premi asuransi jiwa ini paling murah dibandingkan asuransi jiwa lainnya.

Wholelife insurance digunakan untuk memproteksi seumur hidup tertanggung. Pemegang polis harus memastikan bahwa premi dibayar secara konsisten agar tetap aktif. Namun, asuransi telah menyediakan layanan bebas premi apabila tidak mampu banyak karena cacat tetap atau sebagian dengan menambah premi untuk rider tersebut. Berbeda dengan termlife, asuransi ini memiliki nilai tunai.

Endowment insurance memiliki dua unsur yaitu tabungan dan proteksi. Dengan adanya unsur tabungan ini maka memiliki premi yang lebih besar. Sebenarnya, kita bisa menabung sendiri tetapi dengan adanya unsur tabungan dalam asuransi kita akan semakin disiplin dalam menabung.

Perusahaan asuransi semakin inovatif. Telah ada endowment yang mengkombinasikan tabungan dan proteksi. Sekarang, telah lahir unitlinked insurance, kombinasi investasi dan proteksi. Asuransi ini memiliki premi paling tinggi diantara semua jenis asuransi jiwa. Ternyata inovatif perusahaan asuransi ini menjadi perdebatan yang hangat di masyarakat. Ada yang memiliki argumen bahwa lebih baik menggu nakan asuransi jiwa tanpa investasi karena kinerja investasi reksadana secara umum lebih baik daripada asuransi jiwa.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, asuransi jiwa ini digunakan untuk proteksi pendapatan. Jadi, pada umumnya tulang punggung keluarga yang diasuransikan dalam asuransi jiwa. Jangan salah, tidak hanya untuk orang yang telah menikah, tetapi siapa saja yang memiliki tanggungan dan sangat bergantung pada penghasilan tersebut dapat mengikuti asuransi jiwa.

Biasanya apabila mengambil Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), bank telah menyediakan asuransi jiwa. Ini dimaksudkan agar bank sebagai pihak yang berkepentingan atas pembayaran KPR terlindungi dari putusnya pendapatan yang bersangkutan apabila meninggal. Kita tahu bahwa KPR dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hingga 20 tahun.

Dalam jangka waktu tersebut ada kemungkinan meninggalnya debitur, sehingga asuransi jiwa merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi hal tersebut. Selain bank membeli asuransi jiwa demi kepentingan pelunasan KPR, ada juga perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa untuk karyawannya.

Namun, asuransi tersebut memiliki nilai yang kecil, sekitar satu kali gaji setahun. Apakah itu cukup untuk keluarga yang ditinggalkan? Seharusnya tidak cukup. Untuk itu perlu membeli asuransi jiwa sendiri. Selain berdasarkan nilai yang tidak cukup, kita perlu mempertimbangkan bahwa selama bekerja diperusahaan tersebut, selama itu pula kita ditanggung. Bagaimana bila kita keluar? Tentu saja perusahaan itu tidak akan mau menanggung lagi.

Jadi, sebaiknya tidak mengandalkan asuransi jiwa yang disediakan perusahaan. Persiapkanlah secara mandiri. Jangan menunggu agen asuransi datang dan menawarkan. Apabila sudah saatnya memiliki asuransi jiwa, cari dan pilihlah dari banyak alternatif perusahaan asuransi.

Oktavia EW, CFP
MRE Financial & Business Advisory
www.mre.co.id

No comments

Powered by Blogger.